DO’A ADALAH SENJATA UTAMA
Dalam
eskpedisi jihad, suatu ketika Qutaibah
bin Muslim mengumpulkan para tokoh untuk konsolidasi, namun beliau kehilangan
satu di antara mereka yakni Muhammad bin Waasi’, beliau memerintahkan salah
seorang pasukannya untuk mencari beliau. Ternyata di dapatkan bahwa beliau
sedang mengangkat tangannya untuk berdo’a. Hal itu dilaporkan kepada Qutaibah
bin Muslim. Beliau berkata: Biarkanlah
ia demi Allah Muhammad bin Waasi’ itu lebih aku sukai dari pada seribu bila
pedang pilihan yang dipegang oleh seribu orang jagoan.
Diriwayatkan
oleh muslim bahwa ada tiga orang yang terjebak di dalam gua dan akhirnya hanya
dapat selamat dengan do’a. Kita pernah pula mendengar bahwa Imam Ahmad
mendo’akan seorang ibu yang lumpuh. Seketika ibu tersebut sembuh dari sakitnya.
Kisah tentang betapa ampuhnya do’a tersebut amat banyak kita dapatkan pada masa
salaf. Bahkan sahabat Sa’ad bin Abi waqosh tidak pernah tertolak do’anya.
Namun hari
ini, betapa kita kehilangan keampuhan do’a yang merupakan senjata bagi orang
mukmin. Bukan berarti do’a sudah tidak layak lagi untuk diterapkan pada abad
modern ini, bukan pula karena Allah tidak sudi lagi mengkabulkan do’a hambanya,
namun keampuan tersebut lenyap karena adanya penghalang yang dilakukan oleh
manusia sendiri. Karena mereka melanggar aturan yang telah di gariskan oleh
Allah yang menyebabkan terhalangnya do’a Pelanggaran tersebut berupa makan
minum dan memakai sesuatu dari yang haram.
Di abad
milinium ini, tak terbilang lagi banyaknya jenisnya makanan, minuman pakaian
ataupun kosmetika yang muncul dengan berbagai kemasan dan merk. Ironisnya kaum
muslimin tidak selektif dalam memilah dan memilih barang-barang yang mereka
konsumsi di samping minimnya pengetahuan mereka tentang jenis barang-barang
yang haram. Barangkali inilah masa yang di janjikan oleh Rosululloh:
“Akan ada
di antara umatku yang memakan beraneka ragam makanan dan minuman, berpakaian
dengan segala macam jenis pakaian dan asal bicara, mereka itulah seburuk buruk
ummatku.” ( HR Thobroni )
Akibat buruk
dari barang barang haram tersebut amat banyak namun kalau saja tidak ada akibat
lain dari mengkosumsi barang haram selain terhalangnya do’a, maka ini adalah
mala petaka yang besar karena orang orang yang telah kehilangan keampuhan
do’anya berarti dia telah kehilangan senjata yang paling ampuh untuk meraih
cita-citanya. Ibnul Qoyyim berkata:
"Do’a merupakan sarana yang paling ampuh untuk mendapatkan sesuatu
yang dicari dan menolak sesuatu yang di benci."
KEUTAMAAN BERDO’A
Allah Ta’ala berfirman:
tA$s%ur ãNà6/u þÎTqãã÷$# ó=ÉftGór& ö/ä3s9 4 ¨bÎ) úïÏ%©!$# tbrçÉ9õ3tGó¡o ô`tã ÎAy$t6Ïã tbqè=äzôuy tL©èygy_ úïÌÅz#y ÇÏÉÈ
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” ( QS Al
Mu’min: 60 )
[1326] yang
dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.
#sÎ)ur y7s9r'y Ï$t6Ïã ÓÍh_tã ÎoTÎ*sù ë=Ìs% ( Ü=Å_é& nouqôãy Æí#¤$!$# #sÎ) Èb$tãy ( (#qç6ÉftGó¡uù=sù Í< (#qãZÏB÷sãø9ur Î1 öNßg¯=yès9 crßä©öt ÇÊÑÏÈ
"Dan
apabila hamba hamba KU bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah,bahwasanya
Aku adalah dekat Aku mengabulkan permohonan orang orang yang mendo’a apabila ia
berdo’a kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam
kebenaran." ( QS Al Baqoroh: 186 )
Nabi bersabda:
ألدعاء
هو العبادة قال ربكم أدعوني أستجب لكم
"Do’a adalah ibadah. Rob kalian telah berfirman: Berdo’ala kepada-Ku niscaya Akan Ku
perkenankan bagimu." (Abu dawud 2/ 78, At Tirmidzi 5/ 211, Ibnu Majah 2/
1258)
Nabi juga
bersabda:
إن
ربكم تبارك وتعالى حيي كريم يستحيي من عبده إذا رفع يديه إليه أن يرد هما صفرا .
"Sungguh, Rob
kalian Maha pemalu dan pemurah. Ia malu kepada hambaNya apabila ia mengangkat
kedua tangannya kepadaNya, jika Ia mengembalikan kedua tangannya itu dalam
keadaan kosong ( tidak di kabulkan
Doanya )"
( HR Abu dawud 2/ 78, At Tirmidzi 5/ 557, Ibnu Majah 2/
1271 Ibnu hajar mengomentari: sanadnya jayyid )
Nabi juga
bersabda:
ما من مسلم يدعوا الله بدعوة ليس
فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث إما أن تعجل له دعوته وإما
أن يدخرها له في الأخرة وإما أن يصرف عنه من السوء مثلها قالوا إذا نكثر قال الله
أكثر
"Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan permintaan
yang di dalamnya tidak terdapat dosa atau permutusan silatr rohim kecuali Allah
pasti memberikan kepadanya, karena do’a itu sala satu dari tiga Hal: Bisa jadi Allah segera mengabulkan do’anya
itu, atau Dia menyimpan do’a untuknya di akherat atau Dia menghindarkannya dari
keburukan yang sebanding dengan do’anya
Para sahabat berkata: jika
demikian kami akan memperbanyak do’a. Beliau bersabda: Allah lebih banyak lagi pemberiannya."
( HR At Tirmidzi 5/ 566, dan 5/ 462, Ahmad
3/ 18 )
ADAB ADAB BERDO’A DAN SEBAB SEBAB DI KABULKANNYA DO’A
1. Keikhlasan kepada Allah.
2. Memulai do’a dengan membaca hamdalah dan sholawat Nabi, juga
mengakhirinya dengan itu.
عن
فضالة بن عبيد رضي الله عنه قال: سمع رسول الله صلى الله عليه وسملم
رجلا يدعو في صلاته لم يمجد الله تعالى ولم يصل على النبى فقال رسول الله: ((عجل هذا ثم دعاه فقال له أو لغيره: إذا صلى أحدكم فليبدأ بتحميدربه سبحانه والثناء
عليه ثم يصلى على النبى ثم يدعو بعد بما شاء (رواه الترميذى حديث حسن صحيح )
Dari fadholah bin ubaid: Rosululloh SAW mendengar seorang
laki laki berdo’a dalam sholatnya yang tidak memuji Allah Ta’ala dan tidak
bersholawat atas Rosul, maka Rosululloh SAW bersabda:
3. Sungguh-sungguh dalam berdo’a dan yakin akan dikabulkan.
4. Banyak mengulang do’a dan tidak tergesa gesa untuk dikabulkan.
5. Kehadiran hati sewaktu berdo’a.
عن أبى
هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسملم: (( ادعو الله وأنتم موقنون بالإجابة واعلموا أن
الله تعالى لا يستجيب دعاء من قلب غافل لاه ( رواه الترميذى اسناده ضعيف )
“Dari Abi Huroiroh ra ia berkata: Rosululloh SAW bersabda: "berdo’alah kepada Allah dan kamu yakin
do’amu akan di kabulkan, dan ketahuilah
bahwasanya Allah Ta’ala tidak mengabulkan do’a orang yang hatinya lalai” ( HR Tirmidzi sanadnya lemah )
6. Berdo’a baik dalam keadaan lapang maupun berat.
7. Hanya berdo’a kepada Allah semata-mata.
8. Tidak berdo’a untuk kejelekan, keluarga, harta, anak dan diri
sendiri.
9. Merendahkan suara dalam berdo’a, tidak terlalu pelan dan tidak
terlalu keras.
10. Mengakui dosa dan beristighfar ( memintak ampunan ) kepada
Allah. Mengakui nikmat dan bersyukur kepada Allah terhadap nikmat-NYa.
11. Tidak perlu membuat kalimat bersajak didalam berdo’a.
12. Rendah hati, khusyu’, di sertai perasaan berharap dan takut.
13. Mengembalikan apa saja yang diperoleh secara Dzalim, diiringi
dengan taubat.
14. Berdo’a tiga kali.
عن ابن مسعود رضي الله عنه: ((أن رسول الله صلى الله عليه وسملم كان يعجبه أن يدعو ثلاثا ويستغفر ثلاثا ( رواه أبو داود )
“Dari ibnu
mas’ud: bahwasanya Rosululloh suka berdo’a tiga kali dan
beristighfar tiga kali.” ( HR Abu dawud )
15. Menghadap kiblat.
16. Mengangkat tangan ketika berdo’a.
عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسملم إذا رفع يديه
في الدعاء لم يحطهما حتى يمسح بهما وجهه. ( رواه الترميذى قال إنه حديث صحيح )
“Dari Umar bin Khotthob ra ia
berkata: Rosululloh SAW jika berdo’a
mengangkat kedua tangannya dan tidak menurunkan kedua tangannya sanpai beliau
mengusapkannya kewajahnya.” ( HR
Tirmidzi ia berkata: Sesungguhnya ini
adalah hadits yang shohih )
17. Berwudhu sebelum berdo’a, apabila bisa dilakukan dengan mudah.
18. Jangan sampai berlebih-lebihan dalam berdo’a.
19. Hendaklah memulai berdo’a untuk diri sendiri, apabila hendak
mendo’akan orang lain.
“Ya Allah Robb kami beri ampunlah aku dan kedua
bapakku dan sekalian orang orang mukmin pada hari terjadinya hisab “ ( QS Ibrohim:
41 )
“ Ya Robku, ampunilah aku, ibu bapakku, orang
orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang orang yang beriman
laki laki dan perempuan “ ( QS Nuh: 28 )
20. Bertawasul kepada Allah dengan nama-nama-Nya yang indah dan
sifat sifat-Nya Yang Maha Tinggi dengan amal sholih yang pernah dilakukan, atau
dengan perantaraan do’a orang sholih yang masih hidup dan berada di hadapannya.
21. Hendaklah makanan dan pakaian orang yang berdo’a itu halal.
22. Tidak berdo’a, memintak sesuatu yang mengandung dosa atau
permutusan hubungan silaturrohim
ما من
مسلم يدعوا الله بدعوة ليس فيها إثم ولا قطيعة رحم إلا أعطاه الله بها إحدى ثلاث
إما أن تعجل له دعوته وإما أن يدخرها له في الأخرة وإما أن يصرف عنه من السوء
مثلها قالوا إذا نكثر قال الله أكثر
"Tidaklah seorang muslim
berdo’a kepada Allah dengan permintaan yang di dalamnya tidak terdapat dosa
atau permutusan silaturrohim kecuali Allah pasti memberikan kepadanya, karena
do’a itu sala satu dari tiga Hal: Bisa
jadi Allah segera mengabulkan do’anya itu, atau Dia menyimpan do’a untuknya di
akherat atau Dia menghindarkannya dari keburukan yang sebanding dengan
do’anya Para sahabat berkata: jika demikian kami akan memperbanyak do’a.
Beliau bersabda: Allah lebih banyak lagi
pemberiannya."
( HR At Tirmidzi 5/ 566, dan 5/ 462, Ahmad
3/ 18 )
23. Hendaklah melakukan amar ma’ruf & nahi munkar.
24. Menjauhkan diri dari seluruh perbuatan maksiat.
WAKTU WAKTU, KEADAAN KEADAAN DAN TEMPAT TEMPAT DI KABULKANNYA DO’A
1. Pada malam lailatul qodar
عن عائشة رضي الله عنها
قالت: (( قلت يا رسول الله إن علمت ليلة القدر ما أقول
فيها: قال لي: اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني . ( قال
الترميذى حديث حسن صحيح )
“Dari ‘Aisyah ra ia
berkata: Saya berkata kepada Rosulalloh
SAW, Wahai Rosululloh, jika aku mengetahui malam lailatul qodar apa yang harus
aku katakan, beliau bersabda: Katakanlah
Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan Engkau suka mengampuni maka
ampunilah aku.” ( Tirmidzi berkata: ini hadits hasan shohih )
2. Pada akhir malam dan seusai sholat sholat wajib.
3. Antara adzan dan iqomah.
الدعوة لا ترد بين الأذن والإقامة فادعو ( رواه أحمد )
“Do’a antara adzan dan iqomah itu tidak di
tolak maka berdo’alah.” ( HR Ahmad )
4. Pada saat tertentu di setiap malam.
5. Ketika dikumandangkan adzan untuk melaksanakan sholat sholat
wajib.
6. Ketika turunnya hujan.
7. Ketika pasukan bergerak untuk berperang di jalan Allah.
(
Surat Al Anfal: 45 – 47 )
8. Pada saat tertentu, di hari jum’at.
9. ketika meminum air zam zam, dengan niat yang tulus.
10. Pada waktu sujud.
11. Pada waktu terbangun di malam hari, dengan do’a yang ma’tsur (
terdapat riwayatnya dari nabi ) mengenai saat itu.
12. Apabila seseorang tidur dalam keadaan bersuci, kemudian
terbangun di waktu malam dan berdo’a.
13. Ketika berdo’a:
لاإله
إلا أنت سبحانك إني كنت من الظالمين
“Tiada ilah selain Engkau Maha suci
Engkau. Sungguh aku termasuk orang orang yang dzalim.”
14. Do’a orang lain, setelah wafatnya mayit.
15. Do’a yang di lakukan setelah memuji Allah dan membaca sholawat
Nabi di dalam tasyahud akhir.
16. Ketika berdo’a kepada Allah dengan “Nama-Nya Yang Agung “, yang
apabila digunakan untuk berdo’a kepada-Nya Dia pasti mengabulkan, dan apabila
digunakan untuk memohon kepadanya Dia pasti memberi.
17. Do’a seorang muslim untuk saudara muslimnya, dari kejauhan.
18. Do’a pada hari Arofah, di padang Arofah.
قال رسول الله صلى الله
عليه وسملم: خير الدعاء يوم العرفة وخير ما قلت أنا والنبيون
من قبلي, لا إله إلا الله وحدهل لاشريك له, له الملك وله الحمد وهو على كل شىء
قدير. حديث حسن
“Rosululloh SAW bersabda: Sebaik baik do’a pada hari ‘Arofah, dan
sebaik baik yang aku katakan dan yang di katakan para Nabi sebelumku adalah
kalimat: Tidak ada ilah kecuali Allah saja dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan
kepunyaa-Nya kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."
( Hadits Hasan )
19. Do’a pada bulan Romadhon.
20. Pada saat kaum muslimin berkumpul di dalam majlis majlis dzikir.
21. Pada saat mengucapkan do’a, ketika tertimpa musibah dengan:
إنا لله وإنا إليه راجعون اللهم اجرني في مصيبتي واخلف لي خيرا منها
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya kami
kembali, Ya Allah, berilah aku di dalam musibahku, dan berilah aku pengganti
yang lebih baik darinya.”
22. Do’a yang diucapkan dengan sepenuh hati dan benar benar ikhlas
kepada Allah.
23. Do’a yang dianiaya kepada yang menganiaya.
24. Do’a orang tua untuk kebaikan anaknya atau untuk keburukannya.
25. Do’a orang yang sedang musafir ( bepergian ).
26. Do’a orang yang sedang berpuasa, selama ia belum berbuka.
27. Do’a orang yang berpuasa, ketika ia berbuka.
28. Do’a yang dilakukan oleh orang yang dalam keadaan terjepit.
29. Do’a yang diucapkan oleh imam yang adil.
30. Do’a anak yang berbakti, untuk kedua orang tuanya.
31. Do’a yang diucapkan setelah wudlu, apabila seseorang berdo’a
dengan do’a doa yang ma’tsur.
32. Do’a setelah melempar jumroh As Sughroh.
33. Do’a setelah melempar jumroh wustho.
34. Do’a yang diucapkan di dalam ka’bah dan yang di ucapkan oleh
orang orang yang melakukan sholat di Hijir Ismail, karena ia termasuk Baitul
Haram.
35. Do’a yang diucapkan di bukit Shofa.
36. Do’a yang diucapkan di Marwah.
37. Do’a yang diucapkan di Masy’aril haram. (Masy’aril haram adalah
bukit quza di muzdalfah).
38. Seorang mukmin senantiasa berdo’a kepada robnya di manapun ia
berada.
"Dan apabila hamba-hambaKU
bertanya kepadamu tentang Aku maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat Aku
mengabulkan permohonan orang orang yang mendo’a apabila ia berdo’a kepadaKu,
maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran."
( QS
Al Baqoroh: 186 )
Hanya
saja waktu waktu dan keadaan keadaan dan tempat tempat yang telah tersebut di
atas, hendaklah lebih mendapatkan perhatian.
PENGHALANG UTAMA DO’A
عن
أبي هريرة –رضي الله عنه – قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " إن الله تعالى
طيب لا يقبل إلا طيبا ،وان الله أمر المؤمنين بما أمر به
المرسلين
..فقال تعالى " يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا...
" المؤمنون /51... وقال الله تعالى يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُم ..." البقرة/172 ... ثم ذكر رجل يطيل السفر أشعث اغبر يمد
يده إلى السماء يا رب يا رب ، ومطعمه حرام ومشربه حرام
وملبسة
حرام وغذي بالحرام فإنى يستجاب له
“Allah itu Maha Baik, tidak menerima kecuali
yang baik, Dan Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang orang mukmin
sebagaimana yang di perintahkan kepada para Rosul,maka Allah berfirman: Wahai para Rosul, makanlah dari apa apa yang
baik, dan beramallah kalian dengan amal yang sholih. Dan Allah berfirman: Hai orang orang yang beriman, makanlah dari
apa apa yang baik yang aku rizkikan kepada kalian. Kemudian beliau meyebutkan
tentang seorang laki laki yang telah jauh perjalanannya, berambut kusut lagi
berdebu dia menengadahkan tangannya ke langit seraya berdo’a, Ya Rob… Ya
Rob…sedangkan ia makan dari yang haram, minum dari yang haram, berpakaian dari
yang haram, dan tumbuh dari yang haram, bagaimana mungkin akan terkabul
do’anya?”
Hadits
ini mengisyaratkan kepada kita tentang adab dan waktu yang tepat untuk berdo’a
sekaligus untuk menjelaskan tentang factor utama yang menghalangi terkabulnya
do’a. beliau menyebutkan dalam hadits tersebut bahwa termasuk sebab
dikabulkannya do’a:
1. Safar ke tempat yang jauh. Ketika seseorang sedang melakukan
safar dia memiliki kesempatan yang baik untuk berdo’a, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairoh ra bahwa Rosululloh SAW bersabda: “ Tiga macam do’a yang tidak di ragukan lagi
akan di kabulkan, yakni do’anya orang yang sedang didzalimi, do’a orang yang
sedang safar, dan do’a kedua orang tua untuk anaknya." (HR Abu Dawud,
Tirmidzi dan Ibnu Majah )
2.
Kusut masai dan berdebu
lantaran safar, keadaan ini juga menjadi sebab terkabulnya do’a sebagaimana
hadits yang masyhur: “Sering kali orang
yang kusut masai dan berdebu mengenakan pakaian yang lusuh sehingga di tolak
manusia ketika mengetuk pintu, padahal seandainya dia bersumpah atas nama Allah
niscaya akan Allah kabulkan “
3. Menengadahkan kedua tangannya ke langit. Hal ini merupakan sebab
yang agung terkabulnya suatu do’a. Rosululloh bersabda: “SesungguhnyaAllah Maha Hidup lagi Maha
Pemurah, Dia malu apabila seorang hamba menengadahkan kedua tangannya
kepada-Nya lalu menurunkan tangan dalam keadaan hampa.“ ( HR Abu Dawud, Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu
Majah )
4. Merendahkan diri kepada Allah seraya menyebut Rububiyah Allah.
Ini adalah factor yang paling utama terkabulnya do’a. Al bazzar meriwayatkan
dari ummul mukminin ‘Aisyah secara marfu’:
إذا
قال العبد يا رب أربعا قال الله لبيك عبدي سل تعطه
“ Apabila seorang hamba menyeru Ya Rob.. Ya Rob.. Ya
Rob..Ya Rob.. Maka Allah berfirman:
Labbaik wahai hamba-Ku mohonlah niscaya engkau akan di beri”
Barang siapa
yang memperhatikan do’a-do’a yang terdapat dalam Al Qur’an niscaya akan
mendapatkan betapa banyak do’a yang di awali dengan kata; Robbana ..” Wahai Robku.. seperti Robbana
atina … Robbna hablana …Robbana ighfirlana.. Robbana laa tuakhidhna.. dan
sebagainya.
Akan tetapi
kendatipun sesorang berada dalam kesempatan dan saat yang paling tepat untuk
berdo’a, juga menekuni adab-adab pada saat berdo’a sebagaimana telah dipaparkan
diatas, dikatakan oleh Nabi: Faanna yustajaabu lahu? Maka bagaimana mungkin
akan dikabulkan do’anya ? yang demikian itu karena dia melakukan perbuatan yang
menghalangi terkabulnya do’a yakni makan, minum, dan berpakaian dari yang
haram. Lantas bagaimana halnya dengan orang yang tidak menekuni adab dalam
berdo’a sedangkan dia enjoy dengan barang-barang yang haram? tentu lebih jauh lagi kemungkinan terkabul
do’anya.
Dapat pula kita
ambil kesimpulan dari hadits diatas bahwa menghindarkan diri dari barang barang
yang haram adalah merupakan factor utama dikabulkannya do’a. Ikrimah bin Amar
meriwayatkan dari Al Ashfar bahwa suatu ketika ada sesorang bertanya kepada
Sa’ad bin Abi Waqosh: "Wahai Sa’ad dengan sebab apa anda dikenal sebagai
orang yang makbul do’anya? Beliau
menjawab: "Tiada aku mengangkat satu suap makananpun ke dalam mulutku
melainkan aku mengetahui dari mana asal makanan tersebut.
Jika
meninggalkan perkara perkara yang haram merupakan factor utama terkabulnya
do’a, demikian pula dengan mengerjakan amal-amal sholih, inipun merupakan sebab
bagi terkabulnya suatu do’a. Karena itulah Wahab bin Munabbih berkata:
“Orang yang berdo’a tanpa beramal sholih
ibarat memanah tanpa tali busur.”
Akhirnya
marilah kita bermuhasabah terhadap apa yang telah kita kerjakan, betapa
kerapnya do’a kita panjatkan kepada Allah, betapa seringnya kita mendengarkan
Istighitsah Kubro digelar, namun mengapa bangsa ini belum juga mentas dari multi krisis yang menerpa?
Apakah hal ini disebabkan akrabnya masyarakat kita dengan barang-barang yang
haram maupun yang syubhat. Ataukah mereka hanya berdo’a namun dalam waktu yang
bersamaan menentang hukum-hukum Allah dan tidak mau tunduk dengan aturan aturan-Nya?
Ya Allah
kabulkanlah do’a kami, sesungguhnya Engkau Maha mengabulkan do’a.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !